Entri Populer Pekan Ini

Latest Post

'Sedekah Rombongan' ala Kader PKS untuk 'Bedah Rumah' Nenek Ijah

Written By mumtazshop on Sabtu, 16 Maret 2013 | 09.16


Tepat enam hari sesudah Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar, pasangan cagub – cawagub yang diusung oleh DPW PKS Jabar ditetapkan sebagai pemenang Pilgub Jabar 2013 oleh KUPD Jabar, DPRa PKS Cibangkong Kota Bandung langsung bekerja dan memberikan bukti kepada masyarakat, bahwa kemenangan Pilgub bukanlah merupakan garis finish dan akhir dari perjuangan untuk lantas bisa bersantai dan menghela nafas. Kemenangan ini difahami oleh para kader disana sebagai pos pertama dari kemenangan yang akan diikuti dengan pos kemenangan demi kemenangan selanjutnya, insyaAllah, yang sudah seharusnya langsung diisi dengan kerja da’wah yang tiada terputus. Maka, rasa syukur akan kemenangan tersebut diaplikasikan dengan kerja pengabdian kepada masyarakat sekitarnya.
Adalah seorang nenek Ijah (80 tahun), seorang janda tua yang tinggal di rumah yang sudah sangat tidak layak kondisinya, dengan bocor disana sini dan dinding yang sudah rapuh. Beliau tinggal bersama salah seorang cucunya yang masih kecil. Kondisi ekonominya memprihatinkan, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah sulit, apalagi untuk renovasi memperbaiki tempat tinggalnya tersebut.
Dengan dikomandani oleh “Lurah” DPRa Cibangkong, akhuna Sofyan Hadi, yang didukung penuh oleh Ustadz Jamal dan kader-kader disana, DPRa Cibangkong memutuskan untuk berkarya membantu kesulitan warganya tersebut melalui program “Bedah Rumah”. Program yang nantinya juga akan digulirkan oleh Gubernur terpilih Jabar 2013-2018 ustadz Ahmad Heryawan.
Namun, mereka tidak lantas menunggu program sang Gubernur bergulir, tapi langsung menghubungi para kader disana dan DPC PKS Batununggal untuk melakukan “rereongan” dana demi terealisasinya program tersebut.
Akhirnya, alhamdulillah program tersebut dapat terealisasikan dengan kerja tiga hari, mulai Sabtu (9/3/2013) sampai hari Senin ini (11/3) bisa terselesaikan. Nenek Ijah-pun dapat menikmati tempat tinggal barunya tersebut (yang mana secara khusus diminta untuk dicat dengan warna PKS oleh beliau -pen-).
Sebagai catatan penutup; sebenarnya suara perolehan pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar bukanlah merupakan yang nomer satu di DPRa Cibangkong, namun hal tersebut tidaklah menjadi halangan untuk berkarya dan bekerja. Dengan semangat bahwa kita akan naik, naik dan semakin naik.. semangat bekerja untuk meraih kemenangan hakiki di akhirat nanti.. maka ikhtiar untuk mengantarkan kemenangan itu harus dilakukan.. sehinga insyaAllah aroma kemenangan da’wah itu semakin harum terasa di Bumi Pertiwi ini...

”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At Taubah: 105)


*kiriman BangRifa
Ketum DPC PKS Batununggal – Kota Bandung
follow  >> @DwiSjarief

Kang Aher Keren! Tahun Ini Masuk SMA/MA di Jabar Gratis!

BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) segera merealisasikan program sekolah gratis tingkat SMA, baik negeri maupun swasta.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjelaskan, nantinya orangtua siswa tidak akan direpotkan dengan biaya uang pangkal maupun sumbangan biaya pendidikan (SPP) saat menyekolahkan anaknya ke SMA. Untuk itu, Pemprov Jabar sudah menganggarkan Rp400-Rp500 miliar untuk tahun ini, ditunjang anggaran dari pemerintah pusat Rp1,2 triliun.
"Dana ini mulai bisa dipakai Juli 2013, tapi bertahap," kata Heryawan, di Bandung, Sabtu (16/3/2013).
Heryawan berjanji, tahun ajaran baru nanti, uang pangkal dan SPP bagi siswa baru di SMA negeri dan swasta sudah mulai dihapuskan. Meski begitu, tentu belum seluruh SMA di Jabar menikmati fasilitas ini. Pasalnya, anggaran untuk 2013 ini ditetapkan pada 2012. "Ditargetkan, pada 2014 program SMA gratis ini dapat menyentuh semua sekolah di SMA lewat penyusunan anggaran yang dimulai 2013," imbuhnya.
Semua sekolah tingat SMA di Jabar akan mendapat dana dari pusat maupun provinsi, meski jalurnya berbeda. Misalnya untuk SMA, dana akan cair lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedangkan untuk Madrasah Aliyah (MA) akan lewat Kementerian Agama.
Potensi pendanaan sekolah SMA gratis di Jabar juga sangat besar. Menurut Heryawan, sumber pendanaan masih belum digali semuanya, misalnya dari pemerintah daerah di 26 Kabupaten/Kota se-Jabar, maupun dari CSR perusahaan.
Lewat program pendidikan gratis hingga SMA diharapkan angka partisipasi sekolah di Jabar meningkat. Selain itu, juga untuk memutus kendala orang miskin yang ingin sekolah. Selama ini, program pendidikan Wajib Belajar (Wajar) baru sembilan tahun atau sampai tingkat SMP. Ketika masuk SMA, orangtua kurang mampu akan terkendala karena harus membayar.
"Supaya tidak ada hambatan gerbong pendidikan. Kan yang tadinya SD dan SMP enggak bayar, lalu saat SMA bayar jadi terhambat. Untuk itu baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten kota membuka seluas-luasnya untuk SMA gratis," tutur Heryawan.(rfa)

*http://kampus.okezone.com/read/2013/03/16/373/776887/redirect

PKS Resmi Deklarasikan Ridwan Kamil-Oded M Daniel Pilwalkot Bandung


BANDUNG - Sabtu (16/3/2013) pukul 16.00 bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, PKS secara resmi mendeklarasikan Ridwan Kamil - Oded M Daniel sebagai calon walikota-wakil walikota yang akan maju dalam pilwalkot Bandung yang akan digelar 23 Juni 2013. Pasangan Ridwan Kamil - Oded M Daniel juga mendapat dukungan dari Gerindra dan 23 partai non parlemen.

Dalam deklarasinya, Ridwan Kamil menyatakan mimpi sederhananya adalah mengembalikan martabat kota Bandung.
"Impian saya adalah, Bandung Juara Indonesia! Saya ingin ketika orang mendengar kata 'Bandung' yang terbayang Juara Indonesia, bukan ejekan-ejekan seperti sekarang," ujar Ridwan Kamil.
Ketika ditanya wartawan tentang prioritas kerjanya seandainya terpilih, Ridwan Kamil menjawab: "Prioritas program kerja infrakstruktur, persampahan, banjir, pedagang kaki lima, sektor informal, tata ruang".
"Sebelum saya jadi calon walikota, selama 4 tahun saya membangun kota Bandung dengan dana masyarakat, contoh blok tempe di kopo," lanjutnya.
Sedang Oded M Daniel, calon wakil walikota yang saat ini sebagai Ketua DPD PKS Kota Bandung, menambahkan, "Insyaallah sore hari ini menjadi sejarah yang luar biasa untuk Kota Bandung."

Sekilas Sosok Ridwan Kamil

Sebagian besar warga Bandung rasanya sudah tidak asing dengan sosok yang satu ini. Ya, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil kini sudah menjadi tokoh masyarakat yang banyak dikenal lewat pergerakan-pergerakannya yang dilakukan lewat pembentukan komunitas-komunitas kreatif.
Sebut saja Bandung Creative City Forum yang merupakan perkumpulan berbagai komunitas-komunitas kreatif di Bandung, lalu ada juga Indonesia Berkebun yang merupakan wadah bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan lahan tidur menjadi perkebunan yang menghasilkan nilai tambah.
Selain banyak menginisasi terbentuknya berbagai event ataupun komunitas kreatif di Bandung, Kang Emil juga produktif menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Beberapa bangunan yang telah dirancang Kang Emil antara lain adalah Rumoh Aceh yang merupakan tempat mengenang tsunami Aceh, Masjid Al-Irsyad yang merupakan masjid kontemporer karena tidak memiliki kubah dan menara.
Masih banyak lagi karya-karya Kang Emil yang tersebar tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Sebuah pencapaian yang luar biasa dari seorang alumni kampus Ganesha.
Mimpi-mimpi Ridwan Kamil
Seorang arsitek yang peduli pada lingkungan sosial. Itulah sosok seorang Ridwan Kamil. Ia mengembangkan ilmu arsitektur yang dikuasainya untuk memecahkan masalah-masalah yang tejadi di sekitar kehidupannya. Tak perlu muluk mengubah dunia, lelaki yang akrab disapa Emil ini membuat taman bermain di Bandung, yang bisa digunakan anak-anak untuk mempelajari pencak silat, jaipong, dan kegiatan bermanfaat lainnya.
Dalam lingkup yang lebih besar, Emil pernah membangun sumur resapan di Bandung (daerah Kopo) untuk mencegah banjir. Ia juga baru saja menciptakan Enerbike, yakni sepeda yang bisa menyimpan energi listrik.
"Setiap kali menggowes, maka energi listrik yang dihasilkan akan disimpan oleh baterai. Baterai itu bisa digunakan sewaktu-waktu ketika listrik tidak ada. Karena bentuk baterainya masih sangat besar, sepeda ini sementara hanya bisa digunakan di dalam rumah, seperti alat fitness jadinya. Enerbike ini sudah mulai saya sebarkan di kampung-kampung yang susah dialiri listrik. Jadi siang hari mereka menggowes di rumah, malam harinya baterai bisa digunakan untuk menghidupkan lampu," ujar Emil saat ditemui Kompas.com di Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/7/2011) lalu.
Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung ini mendapat beasiswa S2 dan berhasil meraih gelar Master of Urban Design dari College of Environmental Design, University of California, Barkeley di Amerika Serikat. Sejak tahun 2004 hingga 2009 Emil telah meraih 12 penghargaan di Bidang Desain Arsitektur dalam lingkup Asia.
Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil di antaranya Marina Bay Waterfront Master di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga district 1 Saigon South Residential Master Plan di Saigon, Shao Xing Waterfront Masterplan (China), Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City Master Plan.
Tak hanya di negara lain, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Emil menggarap Superblock Project untuk Rasuna Epicentrum. Dari luas lahan sebesar 12 hektar tersebut, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, retail, dan waterfront. Namun semua pencapaian ini tak membuatnya puas dan berhenti. Emil yang memiliki filosofi hidup to live is to give ini ingin selalu ingin menjadi extra value bagi orang lain. Ia masih memiliki tiga mimpi yang ingin segera diwujudkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kota-kota besar.
Proyek pertama yang ingin dibuatnya adalah shuttle bike, yakni pusat penyewaan sepeda di jalan-jalan protokol dan pusat bisnis Jakarta. "Saya membayangkan jika sekitar SCBD ada shuttle bike, jadi kalau mau jalan dari gedung ke gedung enggak usah pakai mobil, yang selama ini jadi salah satu penyebab macet. Shuttle bike nanti ada di beberapa titik, jadi kalau sudah sampai tujuan, sepeda bisa dititipkan dan dipakai lagi saat urusan selesai," jelas lelaki kelahiran 4 Oktober 1971 ini.
Proyek impiannya yang kedua adalah Green Box. "Saya membayangkan sebuah kotak seperti telepon umum zaman dulu, tapi dipenuhi dengan tanaman hijau di dindingnya. Di dalamnya ada nada suara burung, percikan air, juga aromatherapy yang menenangkan. Jadi untuk orang Jakarta yang stress,penat dengan pekerjaannya, atau setelah terjebak macet, masuk saja ke kotak itu. Saya berkhayal Green Box ini akan menyebar di seluruh sudut kota Jakarta," ungkap Pemenang Young Creative Enterpreneur Award tahun 2006 dari British Council ini.
Proyek impian ketiga adalah membangun creative center di kota-kota besar. "Saya membayangkan sebuah gedung yang isinya orang-orang kreatif. Selama ini kan orang-orang kreatif ngumpulnya di mal, di café, padahal tidak selamanya orang kreatif itu punya uang. Saya ingin membangun creative center yang akan jadi pusat berkumpulnya orang-orang kreatif. Jadi mau ngumpul saja, atau bikin kegiatan lainnya bisa menggunakan tempat itu, gratis," tambah Emil.
Kesibukan Emil saat ini adalah mengajar di almamaternya, masih terus menjalankan praktek di bidang arsitektur, dan melakukan kegiatan sosial. Kegiatan yang dibangun dan dijalankannya hingga kini adalah Bandung Creative City Forum dan Indonesia Berkebun (IDberkebun) yang sudah berjalan di 14 kota. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan sosial media yang selama ini dilakukan adalah menampilkan hasil karya arsitektur di Facebook, rutin memberikan kuliah di Twitter (atau yang lebih dikenal dengan istilah KulTwit), dan menulis blog.
Hingga kini Emil masih berdomisili di Bandung namun setiap Selasa dan Kamis berada di Jakarta untuk urusan pekerjaan. Ia sangat bergantung pada gadget yang mendukung aktivitasnya. Kini ia membawa sebuah BlackBerry dan Notebook Vaio Seri Z. "Saya butuh gadget yang bisa mendukung saya untuk update kapan saja, bisa cek dan baca e-mail, Twitteran, chatting dalam perjalanan. Dan yang terpenting adalah ringan dan tipis, mudah dibawa ke mana-mana," tutupnya. [KOMPAS]

Hari ini Anis Matta Gembleng Kader PKS Jateng

SEMARANG- PKS terus merapatkan barisan guna memenangkan pasangan Hadi Prabowo – Don Murdono (HP-Don) di ajang Pilgub Jateng.
Guna memantapkan langkah dan strategi , Presiden PKS Anis Matta akan menggembleng kader mulai hari ini sampai Minggu besok.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pemilukada (BP3) DPW PKS Jateng Hadi Santoso menerangkan, Anis Matta selama dua hari Sabtu (16/3) dan Ahad (17)/3) akan memberikan arahan khusus ke para kader PKS se Jateng di Semarang.
Pada Sabtu malam, akan menjelaskan langkah strategis pemenangan HP -Don kepada para pengurus harian (PH) DPW, DPD, dan anggota legislatif PKS asal Jateng mulai dari tingkat pusat sampai Kabupaten/Kota.  Lantas, dilanjut Minggu (17/3) mulai pukul 09.00 giliran para kader PKS yang akan digembleng.
“Acara Sabtu malam di LPM Srondol. Sedangkan Minggu di  Ballrrom Krakatau Horison,” kata politisi dari Wonogiri ini.
“Pada Pilgub ini, kami yang bergerak tidak hanya struktur partai. Para anggota legislatif PKS, baik di DPR, DPRD Provinsi dan kota/kabupaten juga diminta untuk menyukseskan pasangan HP Don ini,” tegas anggota Komisi D DPRD Jateng ini.
*http://www.jpnn.com/read/2013/03/16/163031/Hari-ini-Anis-Matta-Gembleng-Kader-PKS-

Jokowi Lelet, Nur Mahmudi Turun Tangan Perbaiki Jalan DKI

Setelah satu bulan menunggu keseriusan Pemerintah Kota Jakarta Selatan, untuk memperbaiki jalan rusak di bawah jembatan layang (Fly Over) Universitas Indonesia (UI) tak kunjung dilaksanakan, pemerintah Kota Depok langsung berinisiatif mengambil alih perbaikan jalan tersebut.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail langsung blusukan, memperbaiki jalan rusak sepanjang 150 meter tersebut bersama Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok dan Dinas Perhubungan.
Sebab, kata Nur Mahmudi, jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga Depok dari arah Margonda untuk bekerja ke Jakarta.
"Wilayah Depok kita selesaikan, sempurnakan lagi di perbatasan Jakarta. Sudah ada koordinasi dengan Pemkot Jaksel, yah kita saling bantulah. Total panjang jalan yang diaspal 150 meter," ungkapnya di lokasi, Kamis (14/03/2013).
Nur Mahmudi mengungkapkan, perbaikan jalan tersebut menggunakan anggaran pemeliharaan jalan rusak. Ia pun menegaskan, akan menyempurnakan titik jalan rusak di wilayah perbatasan Depok.
"Lalu kita sempurnakan tempat-tempat yang rusak di daerah Beji dan Kukusan. Ini titik vital Jakarta-Depok-Bogor. Hari ini selesai," jelasnya.
Nur Mahmudi juga membersihkan drainase saluran air yang tersumbat. Setelah dilakukan perbaikan jalan ini, jata dia, diprediksi akan bertahan 1 tahun.
"Dan jika terjadi lubang lagi, Pemerintah Kota Depok akan segera cepat memperbaikinya lagi," tegasnya.

*http://www.islamedia.web.id/2013/03/pemkot-jaksel-lelet-nur-mahmudi-turun.html

30 Detik Adegan Tak Terlupakan "GESTUR" Anis Matta TvOne

***

Biasanya  di acara GESTUR Tv One tamunya jadi 'bulan bulanan' host dan pewancara sehingga si tamu akan kikuk, berubah raut muka, intonasi, gerak tubuh, istilahnya masuk 'jebakan betmen'.
Namun berbeda ketika acara GESTUR Kamis kemarin (14/3/2013) menghadirkan Anis Matta Presiden PKS. Bukannya Anis Matta yang berubah 'gestur'nya, tapi justru host acara, Alvito Dinova, yang tertangkap kamera berubah 'gestur'nya saat 'tembakan peluru' pertanyaan dia ke Anis Matta malah berbalik mengenai presenter top ini.
Inilah "GESTUR" Alvito Dinova TVONE yang spechless saat menerima jawaban dari seorang Anis Matta. Nampak Alvito menarik nafas, kemudian tangan kanan di tempelkan ke bibir.


......................................................

Alvito : Pa Anis, apakah yakin kemenangan Pilkada Jabar dan Sumut sekaligus kemenangan PKS? Bukankah dalam pilkada, partai tidak terlalu berperan?

Anis : Seandainya kami kalah, penjelasanya seperti apa? Pasti anda akan bilang : Ini dampak dari Prahara tersebut.

......................................................

Simak 30 detik awal 

Target Menang Pilgub, Anis Matta Turun Langsung Gembleng Kader PKS Jateng Selama Dua Hari

SEMARANG -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta akan menggembleng langsung para kader, struktur partai dan anggota legislatif PKS se-Jawa Tengah.
Arahan Anis sebagai langkah Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng untuk memenangkan pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono (HP-Don)  dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013-2018.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pemilukada (BP3) DPW PKS Jateng Hadi Santoso mengatakan, selama dua hari, yaitu Sabtu (16/3) dan Ahad (17)/3), Anis akan memberi arahan khusus ke para kader PKS se-Jateng di Semarang.
Pada Sabtu malam, Anis akan menjelaskan langkah strategis pemenangan HP-Don kepada para para pengurus harian (PH) DPW, DPD, dan anggota legislatif PKS Jateng dari tingkat pusat sampai kabupaten/kota di gedung LPMP Srondol.
"Sementara Ahad pukul 09.00 giliran para kader PKS yang akan digembleng langsung di Ballrrom Krakatau Horison," ujar Hadi dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (15/3).
Agenda utama kedua pertemuan tersebut untuk memastikan berjalannya semua kebijakan dan program pemenangan HP Don di Pilgub Jateng.
Kemenangan di Jateng akan menjadi rangkaian agenda konsolidasi nasional PKS yang telah memenangkan Jabar dan Sumut. Struktur dan kader diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan.
"Setelah itu segera bergabung bersama tim partai koalisi dan elemen pendukung dalam memenangkan HP Don di daerahnya masing-masing," ucap pria asal Wonogiri tersebut.
Para anggota legislatif (aleg) PKS Jateng juga diminta menyukseskan pasangan HP Don. Sebanyak 7 aleg DPR RI, 10 aleg provinsi dan 120 aleg tingkat kabupaten/kota akan diberikan misi khusus terkait di pemenangan di basis pendukungnya masing-masing. [RMOL]

"Kapan Golput Menang?"

Oleh Akmal Sjafril


Setelah gegap-gempita Pilgub Jabar dan Sumut berlalu, muncullah berbagai analisis seputar proses demokrasi yang baru dijalankan. Dari kelompok yang bersikap skeptis – bahkan apatis – kepada parpol dan sistem yang berlaku di negeri ini, sebuah pernyataan mengemuka: Golput telah menang!
Kata “Golput” atau “Golongan Putih” sering dipakai orang pada era Orde Baru. Ada suasana yang khas pada masa-masa itu yang menyebabkan nama ini terasa pas untuk digunakan. Salah satunya adalah identifikasi diri para peserta pemilu pada masa itu dengan warna-warna tertentu, dan peserta pemilunya hanya tiga (dengan sendirinya, warnanya pun cuma tiga). Partai Persatuan Pembangunan (PPP) identik dengan warna hijau, Golongan Karya (Golkar) identik dengan warna kuning, dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) identik dengan warna merah.
Begitu identiknya para peserta pemilu dengan tiga warna itu, sehingga di musim kampanye pun orang terpaksa berpikir masak-masak hendak mengenakan baju apa ketika keluar rumah. Kalau hari itu jadwal kampanye PDI, misalnya, rasanya was-was kalau jalan-jalan pakai baju kuning. Fanatisme partai pun berujung pada fanatisme warna. Begitu pentingnya masalah warna ini, sampai-sampai Megawati Soekarnoputri – ketika menjabat sebagai Presiden menggantikan Gus Dur – sangat sering terlihat mengenakan setelan pakaian berwarna merah dengan berbagai variasi model dan coraknya.
Dalam suasana seperti itulah, di mana rakyat selama bertahun-tahun hanya boleh memilih satu di antara tiga warna, muncul kelompok ‘baru’ yang menyebut dirinya ‘golongan tanpa warna’, meskipun akhirnya mereka memilih sendiri warna putih sebagai representasinya. Maka muncullah nama “Golput”, sebagai semacam tandingan atas golongan hijau, kuning dan merah tadi.
Sejak era reformasi, masih banyak partai yang mengidentifikasi dirinya melalui warna, meskipun sudah tidak menjadi ‘kewajiban’ lagi. Warna biru, misalnya, identik dengan Partai Amanat Nasional (PAN) atau Partai Demokrat (PD). Warna merah masih identik dengan PDI-Perjuangan (PDIP). Warna kuning masih ‘milik’ Golkar, sedangkan warna kuning yang agak berbeda (agak dekat ke jingga) digunakan oleh Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Warna hijau sudah banyak sekali yang menggunakan, yaitu dari partai-partai Islam selain Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Yang disebut terakhir ini malah anomali. Sebab, meski logonya menggunakan warna hitam dan kuning, ternyata yang lebih dominan dalam pakaian dan asesoris kader-kader PKS justru putih. Untuk warna kedua setelah putih, PKS bersikap ‘luwes’ dengan warna-warna lainnya. Dalam Pilgub Jabar 2013 tempo hari, misalnya, warna yang digunakan oleh kandidat dari PKS adalah putih dan merah.
Kembali pada klaim ‘kemenangan Golput’, kita dapat menjadikan Pilgub Jabar 2013 sebagai studi kasus. Sebuah lembaga survei mengatakan bahwa sekitar 35% warga Jabar yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya. Sementara itu, perolehan suara pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar – sebagai pemenang Pilgub – tidak sampai jumlah itu. Artinya, jumlah Golput lebih banyak daripada jumlah pemilih Aher-Deddy. Tapi apakah dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Golput telah menang dalam Pilgub Jabar?
Jika kita amati, ada beberapa kesalahan logika yang mendasari pengambilan kesimpulan ini. Pertama, kesalahan dalam mendudukkan Golput sebagai ‘lawan’ dari kandidat Aher-Deddy. Jika logika yang demikian digunakan, maka seolah-olah ‘jika tidak memilih Aher-Deddy pastilah ia Golput’. Padahal, kenyataannya, yang tidak Golput dihadapkan pada lima pilihan, dan kandidat Aher-Deddy hanya satu dari kelima pilihan tersebut. Dengan demikian, ‘lawan’ atau pembanding yang tepat untuk Golput sesungguhnya bukan salah satu dari kelima kandidat tersebut, melainkan keseluruhannya. Dengan demikian, kita seharusnya menyebutkan bahwa ada sekitar 35% yang Golput, namun masih ada 65% yang non-Golput. Artinya, Golput-lah yang sebenarnya kalah telak.
Kedua, jika kita menganalisis secara lebih mendalam lagi ketimbang yang sudah dilakukan pada paragraf sebelumnya, kita pun akan menyadari bahwa Golput sebagai satu golongan sebenarnya adalah sebuah ‘ilusi’. Pada hakikatnya, Golput bukanlah satu golongan, melainkan banyak golongan yang kebetulan membuat keputusan yang di atas permukaan terlihat sama, yaitu keputusan untuk tidak memilih (dalam hal ini, tidak memilih pada Pilgub Jabar). Meski pada tataran perbuatannya sama, bukan berarti motifnya sama pula.
Mereka yang tidak memilih bisa jadi memiliki banyak alasan yang berbeda. Ada yang tidak memilih karena menganggap berdemokrasi itu haram. Ada pula yang tidak memilih karena sedang dirawat di rumah sakit. Ada yang mendapat musibah pada hari pencoblosan, sehingga tidak bisa memilih. Ada yang sudah bersikap apatis kepada semua parpol, ada yang tidak apatis pada parpol, namun tidak menemukan satu kandidat pun yang dianggapnya cocok untuk dipilih. Mungkin ada juga yang dulunya habis-habisan mendukung kandidat tertentu, namun apa dinyana kandidat yang didukungnya tidak diloloskan oleh KPU. Karena itu, ia memutuskan untuk tidak memilih saja. Ada juga yang secara kebetulan sudah memiliki agenda lain yang sudah dipastikan sejak jauh-jauh hari, dan kebetulan agenda itu jatuh pada hari pencoblosan, sehingga ia tidak bisa memilih. Yang terakhir ini terjadi pada penulis sendiri. Dan, tentu saja, ada juga golongan yang tidak memilih karena memang tidak peduli. Tidak semuanya menganggap Pilgub itu penting, bukan?
Jelaslah bahwa Golput – meski disebut demikian – bukanlah satu golongan. Dengan demikian, Golput sebenarnya tidak mudah untuk dijadikan bahan analisis, sebab motif dan pendapat mereka berbeda-beda. Lain halnya dengan mereka yang memilih, yang sudah menentukan pilihannya dengan jelas.
Dari perspektif kedua ini pun, agaknya kita tidak bisa mengatakan bahwa Golput telah menang. Andai pun ingin mengatakan demikian, tidaklah jelas ke mana kemenangan itu akan disematkan, sebab Golput terdiri dari banyak golongan.
Selanjutnya, kita pun dapat mengatakan bahwa Golput yang 35% itu tidak mungkin dinyatakan sebagai pemenang, sebab ia tidak membawa pengaruh yang pasti pada kemenangan atau kekalahan kandidat yang bertarung di Pilgub. Setelah Pilgub pun, Golput harus berjuang keras untuk menyampaikan aspirasinya, sebab mereka tidak punya perwakilan di mana-mana. Bisa saja mereka berdemonstrasi kelak untuk menyampaikan pendapat, namun semua orang pun tahu bahwa demonstrasi memiliki dimensinya sendiri yang berlainan lagi dengan Pilgub. Lagi pula, siapa yang bilang bahwa mereka yang Golput di suatu Pilkada kelak akan kompak menyuarakan aspirasinya? Dengan logika tersebut, lagi-lagi, kita tidak menemukan bukti ‘kemenangan Golput’.
Yang lebih mengenaskan lagi, menurut penulis, adalah ketika sekelompok aktivis Islam mereduksi Golput menjadi ‘anti demokrasi’, atau yang disingkatnya menjadi golongan Andem. Menurutnya, karena jumlah Golput di Pilgub Jabar sudah lebih besar daripada jumlah pemilih Aher-Deddy, ini membuktikan ‘kemenangan dakwahnya’ sendiri, yaitu dakwah yang mengumandangkan sikap anti demokrasi.
Sudah barang tentu, analisis ini jauh lebih lemah lagi daripada yang sebelum-sebelumnya. Sebab, mensubstitusi Golput dengan Andem sudah jelas tidak tepat. Sebab, sekali lagi, Golput bukanlah satu golongan. Mereka yang tidak memilih belum tentu anti demokrasi, melainkan bisa jadi karena beberapa alasan yang sudah disebutkan di atas. Bahkan mungkin ada pula yang tidak memilih karena menganggap Pilgub Jabar justru tidak demokratis (bagaimana pun, kemungkinan itu ada!). Lebih parah lagi jika fenomena banyaknya Golput ini dianggap sebagai hasil dari ‘dakwah anti demokrasi’. Pasalnya, yang tidak memilih belum tentu anti demokrasi, yang anti demokrasi pun belum tentu dilandasi oleh alasan-alasan agama, dan mereka pun belum tentu Muslim. Berapa banyak warga Non-Muslim yang tidak memilih? Apakah pilihan mereka ini adalah hasil dari kerja ‘dakwah anti demokrasi’? Berapa banyak Muslim yang tidak memilih karena tidak peduli? Apakah ini juga hasil dari kerja ‘dakwah’?
Sesungguhnya, memilih atau tidak memilih adalah hak setiap warga negara yang harus dihormati. Demikian juga sikap pro-kontra seputar sistem demokrasi yang berlaku di negeri ini, semuanya harus dihormati. Segala diskusi dan perdebatan yang berkembang niscaya memperkaya umat, selama ia dilandasi oleh keilmuan yang mendalam, yang tercermin dari kualitas argumen-argumen dan analisis yang diajukan. Hanya dengan ilmulah kita bisa memuliakan Islam. Oleh karena itu, debat tanpa ilmu semestinya disudahi dan jangan sampai dilakukan lagi. Klaim-klaim yang tidak berdasarkan ilmu – jika dilakukan oleh para aktivis dakwah Islam – hanya akan mempermalukan Islam. []

*http://akmalsjafril.com/blog/data/Kapan-Golput-Menang

Pengamat: Sikap Elegan PKS Terhadap Kasus Hukum Patut Diapresiasi


 "Sikap Elegan PKS Terhadap Kasus Hukum"

Oleh Uda Chaniago*

Ada pertanyaan cukup menggelitik dari bung Effendi Ghazali kepada bung Anis Matta dalam acara “Gestur” TVone (14/3/2013). Mengapa sepertinya PKS  ”tega” membiarkan Lutfi Hasan Ishak bergelut sendiri dengan kasusnya tanpa diberi perhatian yang memadai, menurut Effendi Ghazali. Mungkin Effendi melihat ini berbeda dengan kejadian di partai lain dimana para kolega2nya di partai tersebut ramai-ramai mengunjungi sang “tersangka” dan membuat pernyataan kepada pers dan masyarakat yang intinya memberikan semangat dan dukungan.
Para petinggi dan kader-kader PKS di parlemen memang terkesan menutup mulutnya rapat-rapat bila diminta konfirmasinya oleh wartawan tentang kasus LHI ini. Dan bung Anis pun dengah tegas menyatakan bahwa masalah ini adalah masalah hukum dan biarkanlah proses hukum yang menentukan alur ceritanya. Dan PKS sudah menyerahkan persoalan ini kepada kuasa hukum LHI.
Effendi Ghazali bahkan mengatakan, apakah ini tidak terlalu “kejam” terhadap LHI…? Membiarkan beliau sendirian di Guntur tanpa menjenguknya sekalipun (setidaknya sampai saat ini). Dan ini ditimpali pula oleh presenter bahwa sepertinya LHI dijadikan semacam martir oleh PKS. Bung Anis hanya menjawab pendek saja (mungkin memang durasi TVone yg terlalu singkat), “Bisa jadi ini adalah yang terbaik dalam menyelesaikan kasus beliau (LHI)”.
Cukup menarik memang melihat bagaimana PKS menangani prahara yang sedang menimpanya. Dan jawabannya mungkin bisa ditelaah pada pernyataan Anis Matta sebelumnya, bahwa PKS tidak ingin berlarut-larut dalam mencari jawaban tentang siapa yang melakukan “konspirasi”. Tidak ada waktu untuk mencari siapa yang bersalah dan patut dipersalahkan dengan kasus ini. Bahwa ini adalah sebuah prahara dan sedikti banyak menurunkan semangat dan menjatuhkan mental para kader tentu tidak bisa dinafikan. Tapi yang terpenting adalah bagaimana melewati prahara ini dan menjadikannya energi untuk bangkit kembali. Ini adalah kewajiban yang harus diutamakan.
Well, sampai di sini, dan kenyataan yang ada sekarang, sikap PKS dalam menghadapi krisis patut diapresiasi. Memisahkan masalah hukum dan politik memang harus dilakukan dalam tatanan praktis bukan sekedar retorika belaka. Bukan berarti membiarkan saja persoalan anggota organisasi yang terkena masalah berjuang sendirian tanpa ada dukungan moril dan juga bukan masalah “kejam” tidak “kejam”. Ini menujukkan bahwa persoalan figur, walau penting,  tidak terlalu menjadi acuan di PKS. Bahkan seorang Presidan Partai sekalipun yang notabene adalah orang “terbaik” dalam organisasi. Ini adalah kelemahan sekaligus kekuatan PKS. Dan sampai saat ini kekuatanlah yang menang menutupi kelemahannya.
Kita masih melihat di republik ini, betapa para politisi masih gamang memisahkan politik dan hukum. Bahkan banyak di antara mereka yang secara terang-terangan mencampur-adukkan keduanya. Dan PKS, secara elegan telah memberi contoh yang baik dalam persoalan ini. Bravo PKS. Tetap semangat. []

*http://politik.kompasiana.com/2013/03/15/sikap-elegan-pks-terhadap-kasus-hukum-542970.html

KPU tetapkan GATOT sebagai Gubernur SUMUT

KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara menetapkan pasangan Gatot Pujo Nugroho-Erry Nuradi sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih setelah meraih suara terbanyak.
Penetapan tersebut disampaikan dalam rapat pleno terbuka KPU Sumut yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di Medan, Jumat (15/3/2013) dengan surat nomor 20/Kpts/KPU-Prov-002/2013.
Penetapan tersebut dilakukan karena pasangan Gatot Pujo Nugroho-Erry Nuradi meraih suara terbanyak dengan meraih 1.604.337 suara atau 33 persen.
Pasangan nomor urut 5 itu mengalahkan pasangan Gus Irawan-Soekirman (nomor urut 1) yang meraih 1.027.433 suara atau 21,13 persen dan Effendi Simbolon-Jumiran Abdi (nomor urut 2) dengan 1.183.187 suara atau 24,34 persen.
Sedangkan dua pasangan lain yakni Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (nomor urut 3) meraih 452.096 suara atau 9,30 persen serta pasangan Amri Tambunan-RE Nainggolan (nomor urut 4) yang mendapatkan 594.414 suara atau 12,23 persen.
"Dengan perhitungan suara itu, KPU menetapkan pasangan nomor 5 Gatot Pujo Nugroho dan Erry Nuradi sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumut terpilih," kata Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution.
Usai rapat pleno tersebut, Irham mengatakan pihaknya masih menunggu selama tiga hari kerja guna mengetahui kemungkinan adanya gugatan tim pemenangan pasangan cagub Sumut lain ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Jika pihaknya tidak menemukan gugatan ke MK atas hasil pleno tersebut, KPU Sumut akan memproses keputusan itu sebagai persiapan pelantikan pasangan cagub terpilih.

*http://regional.kompas.com/read/2013/03/15/20043231/KPU.Tetapkan.Gatot.sebagai.Gubernur.Terpilih.Sumut

"Seni Kemenangan"


Satrio Pinandhito


MERDEKA ATAU MATI. Penulis tak tahu siapa sebenarnya yang membuat slogan yang dahsyat itu. Setahu penulis, slogan itu terdapat dalam rekaman pidato Bung Tomo pada peristiwa Hari Pahlawan di Surabaya, rekaman aslinya pun masih tersimpan di Museum Pahlawan di Surabaya. Sebuah slogan yang hanya bisa muncul dari jiwa-jiwa pahlawan.
BERDIKARI. TAKARI. Itu adalah slogan-slogan Bung Karno pada Tahun 60-an. Berdikari, Berdiri di kaki sendiri, membangkitkan semangat kemandirian bangsa dan nasionalisme. Maka banyak anak-anak yg lahir pada dekade itu diberi nama Takari, Takariawan.
GANYANG MALAYSIA! Itulah jargon Bung Karno tahun 1962, sebagai jawaban atas diinjaknya lambang Garuda Pancasila oleh Malaysia, dan... masyarakat Indonesia pun bangkit rasa patriotismenya.
Ya.. Bung Karno adalah singa podium, narator ulung. Bagi saya, Bung Karno adalah seniman/artist (artist: art=seni, ist=pelakunya). Dari penampilanya, intonasi suaranya, mimik mukanya..Yang luar biasa adalah pemilihan dan pembuatan jargon-jargon yang dipakainya. Benar-benar menginspirasi, memprovokasi.
Pak Harto, walaupun dikenal bertangan dingin, beliau juga seorang yang nyeni. Lihatlah nama-nama gedung negara, lihatlah nama-nama penghargaan... Satya Lencana, dll. Semua dibumbui dengan seni jawa sehingga melengkapi kesakralan beliau sebagai "Raja", sehingga turunya beliaupun dinamai "Lengser Keprabon".
SBY. Perhatikanlah mimik mukanya, gerak tanganya, intonasi pidatonya. Anda akan paham bahwa SBY adalah seorang seniman.
Ya, memang manusia khususnya manusia Indonesia, dalam gen-nya ada kromosom seni yang terus terwariskan. Maka Indonseia pun dikenal dunia sebagai negara yang eksotis. Bangunanya, borobudur, rumah minang, rumah toraja. Pakaianya yg beraneka rupa dari sabang sampai merauke. Gamelan yg lebih tua dari orkestra eropa. Wayang kulit yg mempesona.
Setiap bayi Indonesia yang lahir, dalam darahnya sudah mengalir darah seni. Orang barat perlu kuliah S1 tuk bisa menjadi tukang bangunan, tuk menerjemahkan gambar arsitek menjadi sebuah bangunan. Berilah seorang tukang bangunan yang tidak lulus SD dari Piyungan sebuah gambar arsitek rumah, maka dia bisa wujudkan rumah itu persis seperti gambar arsitek. Maka tak heran, tukang bangunan Indonesia menjadi TKI yang sangat laris, karena sangat murah dan hasil kerjanya TOP. Menara petronas itu dibangun oleh tukang-tukang Indonesia. Mereka mewarisi gen nenek moyang mereka yg membangun Borobudur dan Prambanan, mewarisi darah nenek moyang kita para pelaut yang membangun kapal pinisi.
Itulah Indonesia, semua rakyatnya adalah seniman (artist) dan sekaligus pecinta seni. Maka jangan heran ketika banyak mereka yg memilih seniman daripada politisi untuk mewakili/memimpin mereka.
Maka, Bung Karno adalah pertemuan antara kedua hal itu, politisi dan seniman. Dan rakyatpun mencintainya, para pengidolanyapun sampai sekarang masih banyak dan memajang foto artist yg mereka kagumi, Bung Karno, di dinding rumah mereka. Namanyapun lebih dahulu diabadikan negara lain sebagai nama jalan, di Mesir, Pakistan bahkan sampai nama jalan di rusia.
Seni adalah bahasa universal. Di dunia yg lebih keras sekalipun, ternyata perlu ada seni. Lihatlah Muhammada Ali sang legenda tinju. Dia tak mau menkanvaskan segera lawanya, walaupun mungkin dia bisa. Dia buat ring tinju sebagai panggung seni, sehingga dia menggabungkan antara kemenangan dengan keindahan. Dia menang dengan indah, dia memuaskan para penonton dengan pertunjukan seni tinju. Beda dengan mike tyson, yang penting menang KO segera. Muhammad Ali, seorang petarung sekaligus seniman.
Sholahuddin Al Ayyubi, yang oleh orang barat sangat dihormati dan dikenal dengan Saladin, tak mau keburu menang dengan pasukan salib ketika sang raja Richard The Lion Heart sakit. Dia lebih memilih menyembuhkan Richard dahulu baru melanjutkan perang, agar kemenangan itu indah, karena Saladin yakin dia akan menang, maka dibuatlah kemenangan itu menjadi kemenangan yang indah. Bukan menang ketika musuhnya sedang sakit. Saladin, seorang pahlawan dan seniman perang yang namanya harum sampai sekarang.
Maka, siapakah yang akan mampu memenangi pertarungan politik 2014 nanti? Maka saya berkeyakinan, itu adalah partai yang nyeni. Siapakah presiden Indonesia 2014? Dia adalah politisi, pemimpin yang nyeni. Karena rakyat Indonesia adalah pecinta dan penikmat seni, mereka rindu sosok pemimpin yang berjiwa pahlawan dan seniman. []

Kalau Boleh jujur PKS partai Terbaik Saat Ini


Sadi Rangkuti


Tahun 2013 adalah tahun politik, dimana sepertinya semua hal halal dilakukan oleh partai politik. Kita lihat saja banyak kader partai yang pindah ke partai lain dengan harapan karir politik lebih baik dari sebelumnya. Banyak orang sebut ini kutu loncat dan ada juga yang menyebut kuda liar, wah kuda liar.. hmmm, kuda liar ini kalau ditanya kenapa pindah jawabannya sederhana ini permintaan konstituen di daerah, ada yang bilang demi rakyat apapun akan saya lakukan ..benar gak ya demi rakyat?? atau hanya sekedar mempertahankan eksistensi dan syahwat politiknya.
Ada lagi yang lebih mengerikan dengan bermodalkan kekayaan dan kuasanya sebagai pemilik media dia menyerang lawan-lawan politiknya dengan media yang ada. Baik media cetak, radio, online, televisi atau semua media yang dia kuasai..tetapi tentang hancur dan bobroknya nya partainya jangan harap akan ada satu beritapun muncul dimedianya,yang muncul hanya kebaikan-kebaikan partainya saja.
Ada juga kabarnya golongan penguasa yang bermain dibalik layar dengan kekuasaannya yang membuat situasi di negeri ini kacau balau memanfaatkan kekuasaannya sehingga bermain-main sesuka hatinya, bahkan sekelas KPK pun yang konon, kata-katanya bagai firman tuhan yang tak pernah salah, bisa di atur. Terlihat jelas di mata rakyat walaupun rakyat jelata seperti saya jika rekan separtainya jadi tersangka tidak langsung ditahan. Sebut saja Anas Urbaningrum sampai saat ini tidak ditahan dan juga Andi Malarangeng tersangka yang bebas kemanapun mereka suka, tidak ada kehawatiran buat KPK mereka menghilangkan barang bukti…opss kita tidak sedang membahas mereka.
Begitulah politik bahkan terkadang kita bingung yang mana politikus yang bisa diandalkan untuk membawa negeri ini jadi negeri yang makmur dan rakyat sejahtera, mana yang tidak. Di awal tahun 2013 ICW pernah merilis partai yang tidak tersandung korupsi tahun 2012 ada dua partai yaitu PKS dan Hanura, setelah saya membaca tentang ini, saya tertarik membahas PKS. Kenapa? karena PKS adalah partai islam terbesar di Indonesia yang pada tahun 2014 ini bernomor 3, dan juga PKS adalah partai yang kadernya selalu saya jumpai di mesjid-mesjid, baik subuh atau bahkan solat tahajjud sekalipun sering mereka lakukan dan saya menemukan mereka di mesjid, yang ketiga PKS menurut saya fenomenal karena pergantian presiden tidak lebih dari 2×24 jam.
PKS … mendengar kata PKS atau Partai Keadilan Sejahtera kita sudah bisa membayangkan bahwa kita akan berjumpa dengan orang orang sederhana, partainya anak-anak muda yang cerdas, optimis, tertib dan pastinya soleh/ah dan anggun. Partai yang dewasa, pekerja keras, optimis, pandangan jauh ke depan dan yang paling saya sukai ikhlas, bersih dan professional.
Saya sempat buat judul partai terbaik saat ini, setelah saya mengamati dan mengikuti berita-berita dan perkembangannya serta pertemuan sehari-hari dengan berbagai organisasi dan partai-partai saya bisa simpulkan bahwa kalau saya jujur PKS lah yang terbaik saat ini.
Dulu saya tidak begitu peduli dengan partai-partai, tapi dengan situasi saat ini PKS dizolimi sementara mereka adalah orang-orang baik, hati saya mengatakan saya tidak boleh diam walaupun saya tidak pernah belajar tulis menulis saya akan tulis yang ada di pikiran saya.
Ada beberapa hal yang membuat saya mengatakan PKS partai terbaik saat ini setelah saya banyak bicara dengan orang-orang partai dan mengamati politik Indonesia saat ini :
1. Kader yang solid
Kita bisa lihat kader PKS itu solid, apapun yang terjadi di partainya mereka lebih percaya pada pimpinan mereka, isu korupsi dan fitnah yang dilancarkan lawan politik kepada pimpinan mereka, mereka hanya menanggapi dengan biasa-biasa. Bahkan isu ini membuat mereka makin semangat bekerja dan berdakwah, mereka menyebut membangunkan macan tidur. Macan-macan tidur PKS sekarang telah bangun, mereka saling menyemangati bekerja untuk partai, yang anehnya tanpa bayaran. Kemudian mereka tidak satu orangpun yang menyalahkan pimpinannya, atau saling tidak percaya bahkan ingin keluar dari PKS tapi makin solid. Ada isu makin solid.. terbukti setelah kasus LHI, mereka memenangkan pemilihan gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara, yang kedua-duanya adalah kader PKS.
2. Bekerja tanpa bayaran
Saya menyaksikan kader PKS itu bekerja ikhlas tanpa mengharapkan bayaran. Mereka bekerja tanpa dibayar. Memasang spanduk, baliho, stiker PKS, dan semua alat peraga partai tidak ada yang dibayar. Mereka direct seling mendatangi rumah ke rumah dan silaturrahim tidak ada yang di bayar. Mereka membantu warga yang kebanjiran dan kebakaran tanpa bayaran. Kalau ada kader partai seperti ini inilah yang saya sebut partai terbaik. Secara logika tidak ada yang mau bekerja tanpa dibayar. Saya pernah bertanya pada kader PKS kalian kan siang malam masang baliho dan nempel stiker berapa kalian dibayar? Mereka jawab kami tidak mau dibayar, bahkan mereka yang mengeluarkan uang untuk beli tali dan kawat pengikat jika diperlukan. Saya tanya: jadi bayarnya kapan? mereka menjawab nanti di sorga. Wuihh…hebatnya partai mana yang bisa seperti ini hanya PKS.
3. Tujuan mereka mulia
Mereka mengatakan kami ini sebenarnya dakwah cuma caranya berbeda. Cara kami adalah mendudukkan orang-orang sholeh di pusat-pusat kekuasaan. Jadi kalau orang soleh duduk di pusat kekuasaan maka ia akan peduli dengan rakyat karena dia duduk bukan kerena bayar dan punya banyak uang. Dan yang paling penting tidak akan korupsi karena mereka tau bekerja adalah ibadah, seperti dalam sholat “sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan matika hanya untuk Alloh Tuhan seru sekalian alam”. Kalau kita solat subuh tidak mungkin kita korupsi 1 rokaat, menjadi satu rokaat. Mereka pun dalam bekerja seperti itu. Kalau ada isu mereka korupsi, 99% saya tidak percaya, dan saya hanya menganggap itu ulah lawan politik saja.
***
Sebenarnya masih banyak hal-hal yang membuat partai ini menjadi partai terbaik saat ini tapi kalau mau tahu lebih lanjut jumpai aja kader-kader PKS yang ada di dekat rumah anda nanti bisa dijelaskan atau lebih jelasnya gabung aja dulu barang setahun dua tahun nanti tahu sendiri. Cara gabungnya gampang kok datangi aja kader PKS atau kantor PKS di kelurahan atau kecamatan atau kantor PKS yang mana saja yang ada di daerah anda nanti akan diikutkan mengaji. Syaratnya cuma mengaji, kalaupun gak pandai ngaji gak apa-apa nanti mereka ajari, karena banyak juga di sana yang belum pandai ngaji …tapi itu yang baru-baru hehehe…

Terimakasih telah membaca semoga bermanfaat.

Bang Sadi Rangkuti

*http://politik.kompasiana.com/2013/03/15/kalau-boleh-jujur-pks-partai-terbaik-saat-ini-543107.html

Salim A. Fillah

Fahri hamzah

Abdullah haidir

Cahyadi Takariawan

Musyafa AR

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN
Copyright © 2011. INFO DAKWAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger