BANDUNG - Sabtu (16/3/2013) pukul 16.00 bertempat di Gedung
Indonesia Menggugat, Bandung, PKS secara resmi mendeklarasikan Ridwan
Kamil - Oded M Daniel sebagai calon walikota-wakil walikota yang akan
maju dalam pilwalkot Bandung yang akan digelar 23 Juni 2013. Pasangan
Ridwan Kamil - Oded M Daniel juga mendapat dukungan dari Gerindra dan 23
partai non parlemen.
Dalam deklarasinya, Ridwan Kamil menyatakan mimpi sederhananya adalah mengembalikan martabat kota Bandung.
"Impian saya adalah, Bandung Juara Indonesia! Saya ingin ketika orang
mendengar kata 'Bandung' yang terbayang Juara Indonesia, bukan
ejekan-ejekan seperti sekarang," ujar Ridwan Kamil.
Ketika ditanya wartawan tentang prioritas kerjanya seandainya terpilih,
Ridwan Kamil menjawab: "Prioritas program kerja infrakstruktur,
persampahan, banjir, pedagang kaki lima, sektor informal, tata ruang".
"Sebelum saya jadi calon walikota, selama 4 tahun saya membangun kota
Bandung dengan dana masyarakat, contoh blok tempe di kopo," lanjutnya.
Sedang Oded M Daniel, calon wakil walikota yang saat ini sebagai Ketua
DPD PKS Kota Bandung, menambahkan, "Insyaallah sore hari ini menjadi
sejarah yang luar biasa untuk Kota Bandung."
Sekilas Sosok Ridwan Kamil
Sebagian besar warga Bandung rasanya sudah tidak asing dengan sosok yang
satu ini. Ya, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil kini sudah
menjadi tokoh masyarakat yang banyak dikenal lewat
pergerakan-pergerakannya yang dilakukan lewat pembentukan
komunitas-komunitas kreatif.
Sebut saja Bandung Creative City Forum yang merupakan perkumpulan
berbagai komunitas-komunitas kreatif di Bandung, lalu ada juga Indonesia
Berkebun yang merupakan wadah bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan
lahan tidur menjadi perkebunan yang menghasilkan nilai tambah.
Selain banyak menginisasi terbentuknya berbagai event ataupun komunitas
kreatif di Bandung, Kang Emil juga produktif menghasilkan karya-karya
yang luar biasa. Beberapa bangunan yang telah dirancang Kang Emil antara
lain adalah Rumoh Aceh yang merupakan tempat mengenang tsunami Aceh,
Masjid Al-Irsyad yang merupakan masjid kontemporer karena tidak memiliki
kubah dan menara.
Masih banyak lagi karya-karya Kang Emil yang tersebar tidak hanya di
Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Sebuah pencapaian yang luar biasa
dari seorang alumni kampus Ganesha.
Mimpi-mimpi Ridwan Kamil
Seorang arsitek yang peduli pada lingkungan sosial. Itulah sosok seorang
Ridwan Kamil. Ia mengembangkan ilmu arsitektur yang dikuasainya untuk
memecahkan masalah-masalah yang tejadi di sekitar kehidupannya. Tak
perlu muluk mengubah dunia, lelaki yang akrab disapa Emil ini membuat
taman bermain di Bandung, yang bisa digunakan anak-anak untuk
mempelajari pencak silat, jaipong, dan kegiatan bermanfaat lainnya.
Dalam lingkup yang lebih besar, Emil pernah membangun sumur resapan di
Bandung (daerah Kopo) untuk mencegah banjir. Ia juga baru saja
menciptakan Enerbike, yakni sepeda yang bisa menyimpan energi listrik.
"Setiap kali menggowes, maka energi listrik yang dihasilkan akan
disimpan oleh baterai. Baterai itu bisa digunakan sewaktu-waktu ketika
listrik tidak ada. Karena bentuk baterainya masih sangat besar, sepeda
ini sementara hanya bisa digunakan di dalam rumah, seperti alat fitness
jadinya. Enerbike ini sudah mulai saya sebarkan di kampung-kampung yang
susah dialiri listrik. Jadi siang hari mereka menggowes di rumah, malam
harinya baterai bisa digunakan untuk menghidupkan lampu," ujar Emil saat
ditemui Kompas.com di Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/7/2011) lalu.
Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung ini mendapat
beasiswa S2 dan berhasil meraih gelar Master of Urban Design dari
College of Environmental Design, University of California, Barkeley di
Amerika Serikat. Sejak tahun 2004 hingga 2009 Emil telah meraih 12
penghargaan di Bidang Desain Arsitektur dalam lingkup Asia.
Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil di antaranya Marina Bay
Waterfront Master di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di
Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga district 1
Saigon South Residential Master Plan di Saigon, Shao Xing Waterfront
Masterplan (China), Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City
Master Plan.
Tak hanya di negara lain, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Emil menggarap
Superblock Project untuk Rasuna Epicentrum. Dari luas lahan sebesar 12
hektar tersebut, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran,
retail, dan waterfront. Namun semua pencapaian ini tak membuatnya puas
dan berhenti. Emil yang memiliki filosofi hidup to live is to give ini
ingin selalu ingin menjadi extra value bagi orang lain. Ia masih
memiliki tiga mimpi yang ingin segera diwujudkannya untuk memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di kota-kota besar.
Proyek pertama yang ingin dibuatnya adalah shuttle bike, yakni pusat
penyewaan sepeda di jalan-jalan protokol dan pusat bisnis Jakarta. "Saya
membayangkan jika sekitar SCBD ada shuttle bike, jadi kalau mau jalan
dari gedung ke gedung enggak usah pakai mobil, yang selama ini jadi
salah satu penyebab macet. Shuttle bike nanti ada di beberapa titik,
jadi kalau sudah sampai tujuan, sepeda bisa dititipkan dan dipakai lagi
saat urusan selesai," jelas lelaki kelahiran 4 Oktober 1971 ini.
Proyek impiannya yang kedua adalah Green Box. "Saya membayangkan sebuah
kotak seperti telepon umum zaman dulu, tapi dipenuhi dengan tanaman
hijau di dindingnya. Di dalamnya ada nada suara burung, percikan air,
juga aromatherapy yang menenangkan. Jadi untuk orang Jakarta yang
stress,penat dengan pekerjaannya, atau setelah terjebak macet, masuk
saja ke kotak itu. Saya berkhayal Green Box ini akan menyebar di seluruh
sudut kota Jakarta," ungkap Pemenang Young Creative Enterpreneur Award
tahun 2006 dari British Council ini.
Proyek impian ketiga adalah membangun creative center di kota-kota
besar. "Saya membayangkan sebuah gedung yang isinya orang-orang kreatif.
Selama ini kan orang-orang kreatif ngumpulnya di mal, di café, padahal
tidak selamanya orang kreatif itu punya uang. Saya ingin membangun
creative center yang akan jadi pusat berkumpulnya orang-orang kreatif.
Jadi mau ngumpul saja, atau bikin kegiatan lainnya bisa menggunakan
tempat itu, gratis," tambah Emil.
Kesibukan Emil saat ini adalah mengajar di almamaternya, masih terus
menjalankan praktek di bidang arsitektur, dan melakukan kegiatan sosial.
Kegiatan yang dibangun dan dijalankannya hingga kini adalah Bandung
Creative City Forum dan Indonesia Berkebun (IDberkebun) yang sudah
berjalan di 14 kota. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan sosial
media yang selama ini dilakukan adalah menampilkan hasil karya
arsitektur di Facebook, rutin memberikan kuliah di Twitter (atau yang
lebih dikenal dengan istilah KulTwit), dan menulis blog.
Hingga kini Emil masih berdomisili di Bandung namun setiap Selasa dan
Kamis berada di Jakarta untuk urusan pekerjaan. Ia sangat bergantung
pada gadget yang mendukung aktivitasnya. Kini ia membawa sebuah
BlackBerry dan Notebook Vaio Seri Z. "Saya butuh gadget yang bisa
mendukung saya untuk update kapan saja, bisa cek dan baca e-mail,
Twitteran, chatting dalam perjalanan. Dan yang terpenting adalah ringan
dan tipis, mudah dibawa ke mana-mana," tutupnya. [KOMPAS]